Pengertian dan Definisi Hujan Asam (Update 2018)
—
Tuesday, 16 January 2018
—
Add Comment
—
Education
Definisi Hujan Asam
Pengertian hujan asam dan
dampaknya yang di timbulkan Hujan asam adalah hujan yang mempunyai
kadar keasaman (pH) yang rendah pada setiap tetes airnya. Keadaan keasaman
hujan yang normal pada umumnya mempunyai pH 5,6 sehingga dapat diartikan bahwa
jika hujan yang memiliki pH kurang dari 5,6 berarti adalah hujan asam.
Penelitian baru-baru ini menunjukan pH hujan sudah berubah yang asalnya dari 6
menjadi ke 4 ini disebabkan banyaknya gas buangan yang menimbulkna hujan asam.
Gas yang menyebabkan hujan asam ini biasanya dihasilkan oleh bencana alam
seperti letusan gunung berapi, kalau letusan gunung berapi itu penyebabnya
mungkin wajar-wajar saja karena reksi dari alam, tapi penyebab yang
paling parah adalah ulah manusia misalnya seperti asap kendaraan bermotor, asap
pabrik atau industri dan lain-lain.
Terjadinya
hujan asam tentunya ada penyebabnya, seperti penjelasan tadi bahwa penyebab
hujan asam diantaranya seperti bencana alam salah satunya letusan gunung berapi
dan paling besar ulah manusia misalnya seperti asap industri dan asap kendaraan
bermotor. Untuk itu dibutuhkan kesadaran semua orang untuk dapat mencegah dan
menanggulangi hujan asam ini, jadi gunakanlah peralatan atau mesin yang ramah
lingkungan, gunakanalah kendaraan bermotor seperlunya dan lain-lain, jadi
intinya cintailah lingkungan kita.
2.2 Proses
Terbentuknya
Hujan
Asam
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang
ada
do atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan
pertanian, atau bangunan melalui tetes
hujan, kabut, embun, salju, atau
butiran-butiran cairan
(aerosol),
ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari
prekursor
hujan
asam dari
kegiatan
manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara
dan
minyak bumi, serta emisi dari kendaraan
bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor
hujan
asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun
dapat
dituliskan
secara sederhana seperti dibawah ini.
2.2.1. Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil
dan oksigen melalui reaksi
photokatalitik di atmosfer,
akan membentuk asamnya.
SO2 + OH → HSO3 HSO3 + O2 → HO2 + SO3
SO3 + H2O
→ H2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat
Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil
(HO2) yang terjadi pada salah
satu reaksi diatas
akan bereaksi kembali seperti: NO + HO2 → NO2 + OH
Pada
reaksi ini radikal hidroksil akan
terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka
reaksi
radikal hidroksil
akan terbantuk kembali, jadi semakin
banyak
SO2, maka akan semakin
banyak
pula asam sulfat yang terbentuk.
2.2.2 Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)
Pada siang
hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan radikal hidroksil.
NO2 + OH → HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi
reaksi
antara Nitrogen dioksida dengan ozon.
NO2 + O3 → NO3 + O2
NO2 + NO3 → N2O5
N2O5 + H2O
→ HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya
mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea.
Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang
terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang ada di udara. HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras
dan
reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak
tanaman terutama daun
(Manahan, 1994 dalam
Rahmawaty, 2002).
2.2.3. Pembentukan Asam Chlorida
(HCl)
Asam klorida
biasanya terbentuk di lapisan
stratosfer,
dimana reaksinya melibatkan
Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal
oksigen O*
CFC + hv(UV) →
Cl* + produk CFC + O*
→ ClO + produk O* + ClO → Cl* +
O2
Cl +
CH4 → HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang
menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara
62 persen oleh Asam
Sulfat,
32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam
Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini. Pada tahun
1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per
tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun.
Kota Surabaya pada tahun
2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton
SO2
dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar (Musfil A.S., (2008) dalam
Sumahamijaya, I., (2009)).
Mekanisme proses terbentuknya hujan asam,
dapat
diamati pada Gambar
2 berikut:
Gambar 1. Mekanisme Terbentuknya
Hujan Asam
Gambar 2. Mekanisme Terbentuknya
Hujan Asam
Secara
alami hujan asam dapat terjadi akibat
semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas
hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia
seperti industri,
pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor
dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa
angin hingga ratusan kilometer
di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke
tanah. Hujan asam
karena proses industri
telah menjadi masalah
yang penting di
Republik Rakyat Cina, Eropa
Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari
pembangkit tenaga
listrik di Amerika
Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New
York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara
sebagai bahan bakarnya.
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam
diperoleh
dari analisa
es kutub. Terlihat turunnya kadar
pH sejak dimulainya revolusi
industri dari Ph 6 menjadi 4,5 atau
4. Informasi
lain
diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar
kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH
tertentu, sehingga
jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan
tersebut.
Sejak
dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur
dioksida dan nitrogen oksida ke
atmosfer turut meningkat. Industri
yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri
terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Penggunaan cerobong
asap yang tinggi
untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan
asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki
jangkauan lebih
luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang
jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak
karena tingginya curah hujan
di sini.
2.3 Dampak Hujan Asam Terhadap Kehidupan Manusia dan Lingkungan
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global
dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya
pada
lingkungan biotik,
namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
·
Hujan asam adalah racun bagi
makhluk hidup khususnya umat manusia, karena akan berdampak bagi kesehatan. Air
hujan asam akan menyebar ke perairan seperti sungai, danau dan tempat
penyimpanan air lainnya, karena pH yang terlalu rendah sangat tidak baik untuk
kesehatan manusia.
·
Hujan asam dapat menghambat
pertumbuhan makhluk hidup yang ada di perairan misalnya seperti ikan atau
binatang yang hidup di air akan mati, karena pH yang semakin kecil dapat
menghambat pertumbuhan benih-benih ikan, dan membuat ikan sulit untuk
berkembang biak.
· Hujan
asam dapat memusnahkan makhluk hidup yang ada di air, penelitian menunjukan
bahwa plankton tidak bisa bertahan hidup jika pH air dibawah 5. Plankton adalah
salah satu makanan bagi ikan, jika plankton musnah rantai makanan di
perairanpun akan terputus.
· Hujan
asam dapat merusak lingkungan dan akan menyebabkan banyak tumbuhan yang mati. Hujan
asam dapat menghancurkan zat lilin yang ada pada tumbuhan. Sehingga nutrisi
yang terkandung pada tumbuhan tersebut akan hilang, dan tumbuhan akan
mudah terserang penyakit.
· Hujan
asam juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi logam dalam air. Dan juga
dapat menyebabkan bangunan rusak karena berkarat.
2.4 Upaya-Upaya
Untuk Mengurangi
dan Mencegah Dampak Dari
Hujan Asam
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas
buangan dan
penghematan energi.
a) Menggunakan Bahan Bakar Dengan
kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang
dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang atau bahan bakar
alternatif yang ramah
lingkungan, misalnya metanol, etanol
dan hidrogen.
b) Pengendalian Pencemaran
Selama Pembakaran
Beberapa
teknologi untuk mengurangi emisi SO2
dan
Nox pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
Selain itu,
bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu mengurangi emisi sulfur
okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
c) Pengendalian Setelah
Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang
sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara
lain ialah dengan menggunakan
amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang
dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
d) Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse,
Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip
ini
dijadikan
landasan
saat
memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan
dapat dikurangi.
e) Untuk
mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah ataupun
danau
dapat dilakukan dengan
menambahkan zat kapur kedalam tanah atau kedalam
danau. Penambahan kapur kedalam tanah
maupun danau dapat menetralkan
sifat asam.
f) Melakukan Reboisasi atau penanaman
kembali. Keberhasilan program reboisasi
dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan kualitas lingkungan terutama
dalam aspek:
1. Fungsi hidrologi
2. Fungsi perlindungan
tanah
3. Stabilitas
iklim mikro
4. Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
5. Potensi sumber daya pulih yang dapat
dipanen
6. Pelestarian sumber
daya plasma nutfah
7. Perkembangbiakan
ternak dan
satwa liar
8. Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
9. Menciptakan
kesempatan kerja
10. Penyediaan
fasilitas pendidikan
dan penelitian.
Pada tahun 1970 Amerika mulai mengontrol emisi SO2 dan NOx dengan peraturan pemerintah. Peraturan ini menentukan standar polutan dari kendaraan bermotor
dan industri. Pada tahun 1990 kongres menyetujui amandemen untuk lebih memperketat
kontrol emisi yang
menyebabkan hujan asam. Amandemen
tersebut tercatat mempu mengurangi pengeluaran SO2 dari 23,5 juta ton menjadi sekitar 16 juta ton. US juga merencanakan untuk mengurangi emisi NOx
hingga 5 juta ton pada tahun
2010.
0 Response to "Pengertian dan Definisi Hujan Asam (Update 2018)"