Penjelasan Tentang Las Oksi-Asitelin
—
Monday, 31 July 2017
—
Add Comment
—
Education
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan misalnya asetelin, propana, atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi asetelin atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetelin diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetelin yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cari logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetelin dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor.
Reaksi yang terjadi dalam tabung asitelin adalah:
Bila dihitung tenyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asitelin.
Sifat dari asitelin yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (diatas 1,5 bar dan 350 derajat C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asitelin dapat diperoleh dari generator asetelin yang menghasilkan gas asetelin dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetelin dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetelin. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetelin bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prinsip kerja dari pengelasan ini tidak terlalu rumit, hanya dengan mengatur besarnya gas asetelin dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetelin dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apa bila gas asetelinnya terlalu sedikit diputar, maka api las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembalu=i gas per jam dari sebuah asetelin tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetelin haruslah selalu tegak lurus).
Prinsip kerja dari pengelasan ini tidak terlalu rumit, hanya dengan mengatur besarnya gas asetelin dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetelin dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apa bila gas asetelinnya terlalu sedikit diputar, maka api las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembalu=i gas per jam dari sebuah asetelin tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetelin haruslah selalu tegak lurus).
0 Response to "Penjelasan Tentang Las Oksi-Asitelin"